LEMBARAN TENTANG AYAH






“LEMBARAN TENTANG AYAH”
Oleh : berto hardu 
foto bersama sang ayah  ( gabriel dahal ) saat pernikahan kaka yofi dan karlosdi gereja santo yakobus mariso makassar, , tanggal, 19/11/2015
Kubuka lembar kenangan  tentang kisah kita
Ketika  banyangangmu mulai menampkan paras
Melayang di atas langit tanpa bekas, Sekejap Sajak demi sajak mulai kulukis
Nada indah nan merdu itu mulai terlintas, Memanggil namaku dengan manis
Aku mulai berpaling mengikuti baris
Ketika sebuah bait memaksaku untuk menangis
Aku  beranjak melintasi garis, mengejar sebuah mimpi yang belumku tepis
 Sebuh sosok   yang memberiku mimpi
Pesan yang selalu ku dengar yang membuatku selalu berdiri
Ayah . . .
Mata ini selalu bercahaya ketika aku mendengar suaramu
Hati ini tak mampu berbohong ketika aku mengingat kebersamaan kita
Engkau tak pernah mengeluh ketika aku selalu membuatmu marah
Egkau tak bosan memberiku saran meskipun tak pernah ku hiraukan
Ayah . .
Engkau yang membalikan gelap menjadi terang
Dan engkaulah pintu bijaksana ketika kami slalu meratap meminta makan
Dari ladang ke ladang engkau berjalan mengais rezeki
Cangkul dan parang kau jadikan pusaka dalam usaha
Senyum dari bibirmu yang selalu kau nampakan meskipun kita berkekurangan
Ayah . . .
Aku tak pernah melihatmu berputus asa ketika badai datang menghalang
Ketika suatu hari aku bertanya  tentang arti kehidupan, pesanmu yang selalu menguatkanku
Anakku … panas bukan menjadi halangan, hujan bukan menjadi sebuah rintangan
Berpacuhlah  di sana engkau akan merasakan sebuah kebahagiaan
Ayah sekarang berada di negri luas
Dulu aku hanya tau meminta, sekarang sudah menderita
Dulu aku melewati hari dengan sandiwara, tapi semuanya menjadi usaha
Dulu aku hanya tau menangis sekarang menjadi pengemis
Ayah ini kah arti pesan yang engkau sampaikan
Sekeras inikah beban hidup yang pernah engakau rasakan
Ayah tiada permata yang paling indah yang bisa aku balaskan kebaikanmu
Sebuah doa kecilku yang mampuku ucapkan agar engkau Selalu bahagia


jl. parang no. 40 C Makassar

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEORI BELAJAR NATIVISTIK

Gambar
OLEH: KELOMPOK Ø   NOBERTUS HARDU              (513 06 042) Ø   EDMUNDUS N.D. LIAN     (513 06 052) Ø   FLORIANUS J. PAHO         (513 06 059) Ø   HERLINA GORETI              (513 06 087) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS   PANCASAKTI MAKASSAR 2015 KATA PENGANTAR       Puji syukur kehadirat TUHAN yang maha Esa   atas terwujudnya penulisan makalah tentang “TEORI NATIVISME”   dalam rangka pemberian tugas dari dosen pembimbing matakulia “TEORI BELAJAR BAHASA” yang bertujuan meningkatkan kemampuan kami dalam menyusun sebuah karya tulis untuk memantapkan proses belajar mengajar di perguruan tinggi.        Melalui makalah ini kami sebagai calon guru di ...
Baca selengkapnya

sejarah dan Atribut PMKRI

A. Sejarah PMKRI      Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) pada awalnya merupakan hasil fusi Federasi KSV (Katholieke Studenten Vereniging) dan Perserikatan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Yogyakarta. Federasi KSV yang ada saat itu meliputi KSV St. Bellarminus Batavia (berdiri di Jakarta, 10 November 1928), KSV St. Thomas Aquinas Bandung (berdiri 14 Desember 1947), dan KSV St. Lucas Surabaya (berdiri 12 Desember 1948). Federasi KSV yang berdiri tahun 1949 tersebut diketuai oleh Gan Keng Soei (KS Gani) dan Ouw Jong Peng Koen (PK Ojong). Adapun PMKRI Yogyakarta yang pertama kali diketuai oleh St. Munadjat Danusaputro, didirikan pada tanggal 25 Mei 1947. Keinginan Federasi KSV untuk berfusi dengan Perserikatan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia Yogyakarta  saat itu, karena pada pertemuan  antar KSV dipenghujung 1949, dihasilkan keputusan bersama bahwa “….Kita bukan hanya mahasiswa Katolik, tetapi juga mahasiswa Kato...
Baca selengkapnya

tugas apresiasi sastra

BAB II PEMBAHASAN A.     Pengertian Apresiasi Sastra Istilah apresiasi berasal dari bahasa Latin  apreciatio yang berarti ‘mengindahkan’ atau ‘menghargai’. Secara terminologi, apresiasi sastra dapat diartikan sebagai penghargaan, penilaian, dan pengertian terhadap karya sastra, baik yang berupa prosa fiksi, drama, maupun puisi (Dola, 2007).  Dalam konteks yang lebih luas, istilah apresiasi menurut Gove mengandung makna              (1) pengenalan melalui perasaan atau kepekaan batin, dan (2) pemahaman dan pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang diungkapkan pengarang. Pada sisi lain, Squire dan Taba berkesimpulan bahwa sebagai suatu proses, apresiasi melibatkan tiga unsur inti, yakni aspek kognitif, aspek emotif, dan   aspek evaluatif. 1.       Aspek kognitif berkaitan dengan keterlibatan intelek pembaca dalam upaya memahami unsur-unsur kesastraan ya...
Baca selengkapnya