Launching Perdana Buku Antologi Puisi Nafas Semesta





Buku Antologi Puisi Nafas Semesta merupakan kolaborasi antara salah seorang dosen Luthfa Nugraheni, S.Pd.,M.Pd yang menggandeng beberapa mahasiswa-mahasiswi yang bernama Yohanes Marto, Nobertus Hardu, Helena Baru, Heribertus Kandang, Fransiskus Hiron dan Kristina Gambut yang mengenyam Ilmu pada Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia  Universitas Pancasakti Makassar, yang di satukan dalam suatu komunitas Candramawa.

 
Candramawa  yang berarti hitam bercampur putih, kami yakin bahwa dalam kehidupan kita sehari-hari tentunya tidak berjalan seperti apa yang kita inginkan melainkan ada berbagai hambatan yang membuat hidup itu penuh warna-warni, namun seberat apapun beban yang kita rasakan dalam hidup memaksakan kita untuk tetap ikhlas menjalaninya.

Kami disatukan dari berbagai budaya, agama, tingkatan atau golongan yang berbeda, tapi memiliki visi  yang sama yakni menulis. Menulis bagi kami merupakan suatu hal yang tak pernah dilupakan demi menuangkan segala bentuk aspirasi dalam kehidupan sehari-hari.

Kumpulan puisi yang tercantum dalam buku Nafas Semesta  memiliki 78 judul yang menceritakan gambaran-gambaran tentang kasih sayang kepada orang tercinta, semangat juang, hingga cerminan seseorang di Era Globalisasi.
LAUNCHING PERDANA
LAUNCHING PERDANA

Alasan dipilihnya judul Nafas Semesta adalah  nafas merupakan simbol kehidupan di alam, mulai dari tumbuh-tumbuhan, hewan serta manusia pun butuh bernafas. Semesta adalah symbol dari isi jagad raya yang menampung segala benda di muka bumi. Tetapi dalam buku ini, semesta memiliki arti yang lebih luas yakni segala peluh, asa, perjuangan hidup setiap manusia. Jika di gabungkan kedua kata ini memiliki arti hembusan nafas tentang pergolakan hidup yang kerap menghantui seseorang.

Kita semua tidak bisa pungkiri bahwasannya  di era globalisasi ini memiliki perubahan yang signifikan. Akan tetapi perubahan tersebut masih mempunyai  kendala kendala di dalamnya misalnya, keadaan Negara kita yang notabene sudah merdeka dari penjajah asing, namun masih nampak terjajah oleh bangsa sendiri yakni melalui doktrin dan idealisme yang berada di jalan yang salah.

Gagasan pembuatan buku ini berawal dari niat baik ibu Luthfa Nugraheni  yang sebulan yang lalu dia cerita kepada kami komunitas candramawa, dengan alasan menambah wawasan serta meningkatkan kreatifitas mahasiswa demi meningkatkan keterampilan menulis di kalangan pelajar. Pramordya ananta toer pernah berkata “orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dari masyarakat dan sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian”.

Dengan adanya buku antalogi puisi ini, pembaca di harapkan mampu memahami pesan-pesan yang di sampaikan penulis, serta lebih berantisipasi dan bijak dalam mengarungi kehidupan  dan mampu menjauhkan diri dari segala bentuk ancaman-ancaman yang mengintai.

FOTO BERSAMA DENGAN BAPAK REKTOR, WAKIL REKTOR III UNIVERSITAS PANCASAKTI DAN SEKRETARIS YAYASAN AL-AQSHA MAKASSAR, PADA ACARA LAUNCHING PERDAN PADA, 8 OKTOBER 2017

Buku ini sudah di akui oleh Lembaga Perpustakaan Nasional dengan nomor ISBN:978-602-50119-2-4
Di Terbitkan Oleh       : Cv.Al.Fatih, Makassar
Di Cetak Oleh             : Pustaka Taman Ilmu
Di Distribusikan Oleh : Pustaka Druva
Cetakan pertama : Oktober 2017

Bagi yang berminat dengan bukunya, silahkan inbox ke alamat facebook berikut: Luthfa Nugraheni, Berto Hardu, Yohanes Marto Jumat, Ellent Baru Nenu,Herbert Saputra Kandang, Hiron Sastra,Tityn.
atau melalui WhatsApp : 085 339 351 106

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEORI BELAJAR NATIVISTIK

sejarah dan Atribut PMKRI

tugas apresiasi sastra