POLITISI ZAMAN DEMOKRASI
politisi zaman demokrasi
POLITISI ZAMAN DEMOKRASI
Oleh : Helena Baru
Oleh : Helena Baru
Menjadi politisi adalah cita-cita
besar bagi sebagian orang yang awalnya ingin merubah nasib anak negri. Menjadi politisi adalah cita-cita mulia untuk
rela menjadi jembatan antara masyarakat dan pemerintah, menjadi politisi
sesungguhnya ingin mengedepankan
kebahagian rakyat, ingin menunjukan
kebijakan baik dan adil terhadap rakyat dan bukan ingin mendapatka acungan
jempol dari rekan partai politik.
Ketika termotivasi untuk menjadi
seorang politisi, hal yang harus di ingat bahwa Negara demokrasi butuh pemimpin
yang bersih bukan malah merusak citra demokrasi demi keuntungan koalisi dan
fraksi. Politisi lahir bukan untuk menjadikan diri sebagai kaum elit, politisi
ada bukan untuk merampas kebahagiaan rakyat, politisi berjuang dan bersuara
bukan untuk mendapat pujian hebat, politisi ada untuk menyampaikan aspirasi rakyat yang semakin melarat, namun Politisi
zaman reformasi belum nampak sebagai
pejuang atau politisi sejati, hal ini dikarenakan selalu di bekali keegoisan
partai. Zaman reformasi yang katanya
membawa perubahan dalam negri, tapi malah menambah catatan tentang
diskriminasi.
Sungguh miris keadaan negri yang di
selimuti janji yang tak pernah terealisasi, tapi seperti itulah demokrasi yang
punya nama tapi tak mengenal arti nama, setiap keputusan yang di berikan bukan
pro rakyat tapi malah menentang keinginan masyarakat, ego dalam negri terparti
dalam hati politisi membawa demokrasi menjadi milik politisi. Politisi negriku
sungguh sangat prihatin, mereka terlihat berdasi tapi di balik dasinya terdapat begitu banyak janji yang kau abaikan,
sehingga rakyatpun jadi saksi jika engkau berada di jeruji besi.
Permainan politik di Negara
demokrasi semakin merajalela. Partai yang dulunya punya visi dan misi lebih mengedepankan
rakyat telah tergiur oleh jabatan yang membah namanya semakin terkenal, tidak
hanya nama pribadi tapi nama partai politik, fraksi dan koalisi, Sehingga rasanya hak rakyat telah di rebut oleh politisi ini, apa jadinya
rakyat ?
Tahun brganti tahun anggota politisi tetap berada
pada zona yang sama, tetap ada pada
arena permainan politik mereka. Seperti seolah permainan yg tak pernah
habisnya, permainan yang sudah menjadi
hobi yg selalu di gemari.
Dan yang menjadi pertanyaan penulis
adalah kapan permainan itu berakhir ? siapa yang kalah dalam permainan itu ? Harapan
penulis atas pertanyaan sederhana ini
semoga permainan politik segera berakhir dan semoga bukan masyarakat atau
rakyat yang akan merasakan kekalahan dari permainan kaum elit ini., dan gunakan
waktu untuk berpikir, pakailah
akal dalam merenungkan nasib mereka yang menjadi tugasmu, jangan tertawa di
atas penderitaan rakyatmu, jangan berlaga oleh kemenangan rakyat , karena
ketika hak rakyat di ambil, harapan rakyat tidak di indahkan dan aspirasi
rakyat di abaikan , maka dengan alasan apa lagi rakyat ada dalam mendukung dan
memilih politisi.
Komentar
Posting Komentar