sejarah perkembangan psikolinguestik
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bahasa merupakan hal sangat penting
dalam segala aspek kehidupan, terutama kita sebagai manusia. Dalam kehidupan
sehari-hari, manusia pasti menggunakan bahasa untuk mengungkapkan apa yang ada
dalam hati maupun pikirannya kepada orang lain. Dalam penyampaiannya, manusia
melewati beberapa proses dari sebuah pemikiran menjadi sebuah bahasa yang
diungkapkan. Termasuk dalam proses tersebut yaitu pemerolehan bahasa,
pengolahan bahasa dalam otak, penyampaian bahasa, dan lain sebagainya. Jika
dilihat dari aspek psikologi, bahasa sangat berhubungan dengan kondisi psikis
seseorang. Akan sangat berbeda bahasa yang digunakan orang yang sedang senang
hati dengan orang yang sedang marah atau sedih, orang yang sedang sakit dengan
orang yang sehat, orang yang dalam kondisi lelah dan orang yang berada dalam
kondisi bugar, kesemuanya pasti akan berbeda.
Dari segi pemerolehan bahasa, orang
yang sejak kecil dididik menggunakan bahasa ibu dengan baik dan benar, akan
terbiasa menggunakan bahasa yang baik dan benar pula, berbanding terbalik
dengan orang yang sejak kecil tidak dididik untuk menggunakan bahasa dengan
baik dan benar, maka ia tidak akan terbiasa menggunakannya. Selain hal tersebut
diatas, hal lain yang berhubungan dengan bahasa seseorang adalah kondisi
biologis, dalam hal ini syaraf. Syaraf merupakan perangkat penghubung yang
menjadikan sebuah gagasan menjadi sebuah ungkapan bahasa.
Dari adanya hubungan-hubungan bahasa
dengan kondisi psikis seseorang, maka dirasa perlu adanya ilmu khusus
(psikolinguistik) yang mengkaji mengenai hal tersebut. Penulis bermaksud
memaparkan beberapa hal mengenai psikolinguistik dalam makalah
“PSIKOLINGUISTIK, Awal Mula, Perkembangan dan Objek Kajiannya” ini, yang mana
pembahasannya terbatas pada awal mula, perkembangan dan objek kajiannya, sesuai
dengan judul yang diberikan. Dengan harapan dapat bermanfaat bagi pembaca
maupun penulis sendiri.
B. Rumusan masalah
1.
Apakah pengertian psikolinguistik?
2.
Bagaimana awal mula dan perkembangan
psikolinguistik?
3.
Apa yang menjadi obyek kajian
psikolinguistik?
C. Tujuan
Makalah
Ini Bertujuan menjelaskan dan untuk Memahami pengertian psikolinguitik Serta Memahami awal
mula psikolinguitik
dan Memahami obyek
kajian psikolinguitik,
sehingga pembaca dapat memahami secara jelas perkembangan ilmu psikolinguestik.
A.
Pengertian psikolinguistik
Psikolinguistik adalah penggabungan antara
dua kata 'psikologi'
dan 'linguistik'. Psikologi merupakan
alih kata dari bahasa Inggris ”psychology” yang berasal dari bahasa Yunani ”psyche” yang
berarti jiwa, roh, atau sukma dan ”logos” yang berarti ilmu. Jadi,
secara etimologis psikologi berarti ilmu jiwa atau ilmu yang objek kajiannya
adalah jiwa. Sedangkan secara terminologis menurut Sarwono sebagaiman dikutip
oleh Tien Rafida mengemukakan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungan. Atau ilmu
yang mempelajari tingkah laku manusia dan hubungan-hubungan antar manusia.
Linguistik berpadanan dengan kata linguistics
dalam bahasa Inggris, linguistique dalam bahasa Perancis, lingua
dalam bahasa Italia, lengue dalam bahasa Spanyol, dan linguistiek
dalam bahasa Belanda yang berasal dari bahasa latin ”lingua” yang berarti
”bahasa”. Kemudian kata tersebut diserap
kedalam bahasa Indonesia menjadi linguistik yang dapat diartikan sebagai ilmu
bahasa atau ilmu yang menelaah bahasa sebagai objek kajiannya secara ilmiah. Psikolinguistik
mempelajari faktor-faktor psikologis yang memungkinkan manusia mendapatkan,
menggunakan, dan memahami bahasa.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan
bahwa psikolinguistik adalah ilmu tentang hubungan antara bahasa dan perilaku
dan akal budi manusia, ilmu interdisipliner linguistik dengan psikologi.
Berikut merupakan 2 (dua)
pengertian psikolinguistik menurut beberapa ahli :
1.
Hartley
Psikolinguistik adalah ilmu yang membahas hubungan bahasa dengan otak dalam memproses dan mengkomunikasikan ujaran dan dalam akuisisi bahasa
Psikolinguistik adalah ilmu yang membahas hubungan bahasa dengan otak dalam memproses dan mengkomunikasikan ujaran dan dalam akuisisi bahasa
2. Emon Back
Psikolinguistik adalah ilmu yang
meneliti bagaimana sebenarnya pembicara membentuk dan membangun suatu atau
mengerti kalimat tersebut.
Dari definisi definisi ini
dapatlah disimpulkan bahwa psikolinguistik adalah ilmu yang mempelajari
proses-proses mental yang dilalui oleh manusia dalam rangka berbahasa.
Secara rinci psikolinguistik mempelajari empat topik utama:
a.
Komprehensi
yakni proses-proses mental yang
dilalui oleh manusia sehingga mereka dapat menangkap apa yang dikatakan orang
dan memahami apa yang dimaksud,
b.
produksi
akni proses-proses mental pada diri kita yang yang membuat kita dapat
berujar seperti yang kita ujarkan,
c.
landasan
biologis serta neurologis yang membuat manusia bisa berbahasa, dan
d.
pemerolehan
bahasa, yakni bagaimana anak memperoleh bahasa mereka.
Adapun tujuan daripada ilmu psikolinguistik itu sendiri
adalah untuk membantu menyelesaikan permasalahan kompleks manusia dalam
pembelajaran berbahasa, karena selain berkenaan dengan masalah berbahasa,
psikolinguistik juga berkenaan dengan kegiatan berbahasa. Kegiatan berbahasa
bukan hanya berlangsung secara mekanistik, tapi juga berlangsung secara
mentalistik. Artinya, kegiatan berbahasa itu berkaitan juga dengan proses atau
kegiatan mental (otak). Oleh karena itu, dalam kaitannya dengan pembelajaran
bahasa, studi linguistik perlu dilengkapi dengan studi antardisiplin antara
psikologi dan linguistik, yang lazim disebut psikolinguistik.
B.
Sejarah psikolinguistik
Psikolinguistik adalah ilmu
hibrida yakni ilmu yang merupakan gabungan antara dua ilmu: psikologi dan
linguistik. Pada awalnya, psikolinguistik bermula dari adanya pakar
linguistik yang berminat pada psikologi, dan adanya pakar psikologi yang
berkecimpung dalam linguistik. Pada
tahun 1860, Heyman Steintthal, seorang ahli psikologi beralih menjadi ahli
linguistik, dan Moriz Lazarus seorang ahli linguistik beralih menjadi ahli
psikologi dengan menerbitkan sebuah jurnal yang khusus membicarakan masalah
psikologi bahasa dari sudut linguistik dan psikologi. Dilanjutkan dengan
adanya kerja sama antara pakar linguistik dan pakar psikologi, dan kemudian
muncullah pakar-pakar psikolinguistik sebagai disiplin ilmu.
Perkembangan ilmu psikolinguistik
dapat dilihat pada tahap-tahap perkembangannya, yang mana dapat dibagi menjadi
empat tahap : (1) tahap formatif, (2) tahap linguistik, (3) tahap kognitif, dan
(4) tahap teori psikolinguistik, realita psikologis, dan ilmu kognitif.
a)
Tahap Formatif
Pada pertengahan abad ke 20 John W.
Gardner, seorang psikolog Amerika, mulai menggagas hibridasi (penggabungan)
psikologi dan linguistik. Ide ini kemudian dikembangkan oleh psikolog lain,
John B. Carrol, yang pada tahun 1951 menyelenggarakan seminar di Universitas
Cornell untuk merintis keterkaitan antara kedua disiplin ilmu ini. Pertemuan
itu di lanjutkan pada tahun 1953 di Universitas Indiana. Hasil pertemuan ini
mengawali banyak penelitian yang kemudian dilakukan secara lebih terarah pada
kaitan antara kedua ilmu ini. Pada saat itulah istilah psycholinguistics
pertama kali dipakai. Kelompok ini kemudian mendukung penelitian mengenai
relativitas bahasa maupun universal bahasa. Pandangan tentang relativitas
bahasa seperti dikemukakan oleh Benjamin Lee Whorf (1956) dan universal bahasa
seperti dalam karya Greenberg (1963) merupakan karya-karya pertama dalam bidang
psikolinguistik.
b)
Tahap
Linguistik
Perkembangan ilmu linguistik pada tahap ini mengarah pada pemerolehan
bahasa, dengan diterbitkannya buku Chomsky pada tahun 1957, sytactic
structures. Bahasa telah kita peroleh mulai dari sebelum kita dilahirkan
(janin), bahasa yang digunakan oleh ibu dan orang di sekitarnya mulai masuk dan
terekam dalam memori janin. Pada tahap ini psikolinguistik sebagai ilmu mulai
banyak diminati orang.
c)
Tahap Kognitif
Pada tahap ini psikolinguistik mulai
mengarah pada peran kognisi dan landasan biologis manusia dalam pemerolehan
bahasa. Pelopor seperti Lenneberg mengatakan bahwa linguis itu sebenarnya
adalah psikologi kognitif. Pemerolehan bahasa pada manusia bukanlah penguasaan
komponen bahasa tanpa berlandaskan pada prinsip-prinsip kognitif. Pada tahap
ini orang juga mulai berbicara tentang peran biologi pada bahasa karena mereka
mulai merasa bahwa biologi merupakan landasan dimana bahasa itu tumbuh.
Lenneberg mengatakan bahwa pertumbuhan bahasa seorang manusia itu terkait
secara genetik dengan pertumbuhan biologinya.
d)
Tahap Teori
Psikolinguistik
Pada tahap akhir ini, psikologi
tidak lagi berdiri sebagai ilmu yang terpisah dari ilmu-ilmu lain karena
pemerolehan dan penggunaan bahasa manusia menyangkut banyak cabang ilmu
pengetahuan yang lain. Psikolinguistik tidak lagi terdiri dari psikologi dan
linguistik saja tetapi juga menyangkut ilmu-ilmu lain seperti neurologi,
filsafat, primatologi dan genetika. Neurologi mempunyai peran yang sangat erat
dengan bahasa karena kemampuan manusia berbahasa ternyata bukan karena lingkungan
tetapi karena kodrat neurologis yang dibawanya sejak lahir. Tanpa otak dengan
fungsi-fungsinya yang kita miliki seperti sekarang ini, mustahillah manusia
dapat berbahasa. Ilmu filsafat juga kembali memegang peran karena pemerolehan
pengetahuan merupakan masalah yang sudah dari jaman purba menjadi perdebatan
diantara para filosof, apa pengetahuan itu dan bagaimana manusia memperoleh
pengetahuan. Primatologi dan genetika mengkaji bagaimana genetika terkait
dengan pertumbuhan bahasa. Dengan kata lain, psikolinguistik kini telah menjadi
ilmu yang ditopang oleh ilmu-ilmu yang lain.
C. Objek Kajian Psikolinguistik
Sebelum menuju pada kajian ilmu psikolinguistik, perlu
ita ketahuii terlebih dahulu pertanyaan-pertanyaan berikut :
1)
Bagaimana hubungan antara bahasa dan
pikiran?
2)
Dapatkah kita berpikir tanpa bahasa?
3)
Bagaimana
proses berpikir itu?
4)
Apakah pikiran
kita dipolakan oleh struktur bahasa yang kita gunakan?
5)
Bagaimana caranya agar hasil pemikiran
dapat dimengerti oleh pendengar?
6)
Apakah sebenarnya bahasa itu? Apakah
yang ”dimiliki” oleh seseorang sehingga dia mampu berbahasa? Bahasa itu terdiri
dari komponen-komponen apa saja?
7)
Bagaimana bahasa itu lahir dan mengapa
dia harus lahir? Di manakah bahasa itu berada atau disimpan?
8)
Bagaimanakah bahasa pertama (bahasa
ibu) diperoleh seorang kanak-kanak? Bagaimana perkembangan penguasaan bahasa
itu? Bagaimana bahasa kedua itu dipelajari? Bagaimana seseorang bisa menguasai
dua, tiga, atau banyak bahasa?
9)
Bagaimana proses penyusunan kalimat
atau kalimat-kalimat? Proses apakah yang terjadi di dalam otak waktu berbahasa?
10) Bagaimanakah bahasa itu tumbuh dan
mati? Bagaimana proses terjadinya sebuah dialek?
11) Bagaimana
proses berubahnya suatu dialek menjadi sebuah bahasa baru?
12) Bagaimana hubungan
bahasa dengan pemikiran? Bagaimana pengaruh kedwibahasaan atau kemultibahasaan
dengan pemikiran dan kecerdasan seseorang?
13) Mengapa
seseorang menderita penyakit atau mendapatkan gangguan berbicara (seperti
afasia), dan bagaimana cara menyembuhkannya?
14) Bagaimana
bahasa itu harus diajarkan supaya hasilnya baik?
Ilmu psikolinguistik menjawab pertanyaan-pertanyaan
tersebut dari beberapa objek kajian di dalamnya. Lingkup psikolinguistik
mencoba memerikan bahasa dilihat dari aspek-aspek psikologi dan sejauh dapat
dipikirkan oleh otak manusia. Topik-topik penting yang menjiwai lingkupan
psikolinguistik adalah :
Ø Proses bahasa
dalam komunikasi dan pikiran
Ø Akuisisi bahasa
(Pemerolehan Bahasa)
Ø Pola tingkah
laku berbahasa
Ø Asosiasi verbal
dan persoalan makna
Ø Proses bahasa
pada orang yang abnormal
Ø Persepsi,
ujaran dan kognisi
Psikolinguistik telah menjadi bidang ilmu yang sangat
luas dan kompleks dan berkembang pesat sehingga melahirkan beberapa subdisiplin
psikolinguistik.
Diantara subdisiplin psikolinguistik adalah
sebagai berikut :
v Psikolinguistik
Teoritis
Subdisiplin ini membahas teori-teori bahasa yang
berkaitan dengan proses- proses mental manusia
dalam berbahasa. Misalnya dalam rancangan fonetik, rancangan pilihan
kata, rancangan sintaksis, rancangan wacana, dan rancangan intonasi.
v Psikolinguistik
Perkembangan
Subdisiplin ini berkaitan dengan proses pemerolehan
bahasa, baik pemerolehan bahasa pertama maupun pemerolehan bahasa kedua.
Subdisiplin ini mengkaji proses pemerolehan fonologi, proses pemerolehan
simantik dan proses pemerolehan sintaksis secara berjenjang, bertahap dan
terpadu.
v Psikolinguistik
Sosial
Subdisiplin ini berkenaan dengan aspek-aspek sosial
bahasa. Bagi suatu manyarakat, bahasa itu bukan hanya merupakan suatu gejala
dan identitas sosial saja, tetapi juga merupakan suatu ikatan batin dan nurani
yang sukar ditinggalkan.
v Psikolinguistik
Pendidikan
Subdisiplin ini mengkaji aspek-aspek pendidikan secara
umum dalam pendidikan formal di sekolah. Umpamanya peranan bahasa dalam
pengajaran membaca, pengajaran dalam kemahiran berbahasa, dan pegetahuan
mengenai peningkatan kemampuan berbahasa dalam proses memperbaiki kemampuan
menyampaikan pikiran dan perasaan.
v Psikolinguistik
Neurology ( neuropsikolinguistik )
Subdisiplin ini mengkaji hubungan antara bahasa,
berbahasa dan otak manusia. Para pakar neurology telah berhasil
menganalisis struktur biologis otak serta telah memberi nama pada bagian
struktur otak itu. Namun ada pertanyaan yang belum dijawab secara lengkap yaitu
apa yang terjadi dengan masukan bahasa dan bagaimana keluaran bahasa
diprogramkan dan dibentuk dalam otak itu.
v Psikolinguistik
Eksperimen
Subdisiplin ini meliputi dan melakukan eksperimen dalam
semua kegiatan bahasa dan berbahasa pada satu pihak dan perilaku berbahasa dan
akibat berbahasa pada pihak lain.
v Psikolinguistik
Terapan
Subdisiplin ini berkaitan dengan penerapan dari temuan
enam subdisiplin psikolinguistik di atas kedalam bidang tertentu yang
memerlukannya. Yang termasuk subdisiplin ini ialah psikologi, linguistik,
penuturan dan pemahaman, pembelajaran bahasa, neurologi, komunikasi dan sastra.
BAB
III
PENUTUP
A. Simpulan
Psikolinguistik adalah ilmu yang
mempelajari proses-proses mental yang dilalui oleh manusia dalam rangka
berbahasa. Psikolinguistik mempelajari empat topik utama, yaitu : (a)
komprehensi, (b) produksi, (c) landasan biologis serta neurologis yang membuat
manusia bisa berbahasa, dan (d) pemerolehan bahasa.
Psikolinguistik
bermula dari adanya pakar linguistik yang berminat pada psikologi, dan adanya
pakar psikologi yang berkecimpung dalam linguistik. Dilanjutkan dengan adanya kerja sama antara pakar
linguistik dan pakar psikologi, dan kemudian muncullah pakar-pakar
psikolinguistik sebagai disiplin ilmu.
Perkembangan ilmu psikolinguistik
dibagi menjadi empat tahap : (1) tahap formatif, (2) tahap linguistik, (3)
tahap kognitif, dan (4) tahap teori psikolinguistik, realita psikologis, dan
ilmu kognitif.
B.
Saran
Saran dari kami sebagai pemakalah, semoga makalah ini bisa mendatangkan
manfaat bagi para pembaca dan mempermudah pembaca dalam mencari ilmu tentang
psikolinguestik.
DAFTAR PUSTAKA
Thomas A. Sebeok dan Charles E. Osgood yang berjudul
Psycolinguistics : A Survey of Theory and Research Problems
Dardjowdjojo,
Soenjono, Psikolinguistik Pemahaman Bahasa Manusia, Jakarta:Yayasan Obor
Indonesia, 2003.
Guntur, Herry, Taringan, Psikolinguistik, Angkasa,
Bandung, 1986.
Komentar
Posting Komentar