TUGAS MATA KULIAH JURNALISTIK


TUGAS JURNALISTIK

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2P0In9kCIolKZvccWF41pE78WiJUQy9fTu89DXo9_fxcJBB_NnRof6-xRth_17-9d6QRSv68ajuTmuWt59L5e7G8Ry7597lNyz3zHWcECtXUVKw1IgmDCtQxCUt17cNEfiiPOHKngVcY/s200/logo+unpacti.jpg


O
L
E
H

NAMA       : NOBERTUS HARDU
NIM           : 513 06 042
KELAS     : B



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS PANCASAKTI
MAKASSAR
2015



A. PENGERTIAN
BAHASA Jurnalistik adalah gaya bahasa yang digunakan wartawan dalam menulis berita. Disebut juga Bahasa Komunikasi Massa (Language of Mass Communication, disebut pula Newspaper Language), yakni bahasa yang digunakan dalam komunikasi melalui media massa, baik komunikasi lisan (tutur) di media elektronik (radio dan TV) maupun komunikasi tertulis (media cetak dan online), dengan ciri khas singkat, padat, dan mudah dipahami.
Bahasa Jurnalistik memiliki dua ciri utama : komunikatif dan spesifik. Komunikatif artinya langsung menjamah materi atau langsung ke pokok persoalan (straight to the point), bermakna tunggal, tidak konotatif, tidak berbunga-bunga, tidak bertele-tele, dan tanpa basa-basi. Spesifik artinya mempunyai gaya penulisan tersendiri, yakni kalimatnya pendek-pendek, kata-katanya jelas, dan mudah dimengerti orang awam.
Bahasa Jurnalistik hadir atau diperlukan oleh insan pers untuk kebutuhan komunikasi efektif dengan pembaca (juga pendengar dan penonton).
B. CIRI-CIRI BAHASA JURNALISTIK
Bahasa jurnalistik merupakan bahasa komunikasi massa sebagai tampak dalam harian-harian surat kabar dan majalah. Dengan fungsi yang demikian itu bahasa jurnalistik itu harus jelas dan mudah dibaca dengan tingkat ukuran intelektual minimal. Menurut JS Badudu (1988) bahasa jurnalistik memiliki sifat-sifat khas yaitu singkat, padat, sederhana, lugas, menarik, lancar dan jelas. Sifat-sifat itu harus dimiliki oleh bahasa pers, bahasa jurnalistik, mengingat surat kabar dibaca oleh semua lapisan masyarakat yang tidak sama tingkat pengetahuannya.
Oleh karena itu beberapa ciri yang harus dimiliki bahasa jurnalistik di antaranya:
Menurut Tubiyono (2011) yang mengutip dari H. Rosihan Anwar dan John Hohenberg ada 19 ciri bahasa Indonesia jurnalistik yaitu:
1.         Sesuai dengan ejaan yang berlaku.
2.         Sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku.
3.         Tidak menanggalkan prefik me- dan ber- , kecuai dalam judul berita.
4.         Menggunakan kalimat pendek, lengkap, dan logis.
5.         Setiap alinea terdiri dari 2 atau tiga kalimat dan koherensinya terpelihara.
6.         Penggunaan bentuk aktif (kata dan kalimat) lebih diutamakan. Bentuk pasif seperlunya saja.Kata sifat juga dibatasi penggunaannya.
7.         Ungkapan-ungkapan klise seperti: sementara itu, perlu diketahui,di mana, kepada siapa dan sebagainya dihindari.
C. KARAKTERISTIK BAHASA JURNALISTIK
1.     Sederhana
Artinya mudah dipahami, gampang diingat. Kita juga harus menghindari kata-kata yang teknis ilmiah, maka, gunakanlah bahasa yang umum dipakai.
Contoh :
# Saya mengenakan alas kaki saat pergi ke kampus (TIDAK UMUM)
# Saya mengenakan sepatu saat pergi ke kampus (UMUM)
Contoh 2 :
# Saya menbeli balpoint ke warung (TIDAK UMUM)
# Saya membeli pulpen ke warung (UMUM)
Orang-orang lebih menggunakan kata pulpen untuk digunakan, dari pada balpoint, begitu juga dengan alas kaki, yang mudah dipahami adalah kata sepatu, atau sandal
1.     Singkat
Right Arrow: Disingkat menjadi Berarti langsung pada pokok permasalahan (to the point), tidak bertele-tele dan tidak berputar-putar.
Contoh :
# Pedagang itu mengalami kerugian besar                                      #Pedagang itu rugi besar
#Harga premium mengalami penurunan                                          #Harga premium turun
#Baju Ardi tidak bersih                                                                     # Baju Ardi kotor
#Dewi memakai jilbab                                                                      #Dewi Berjilbab
#Ia mempunyai penilaian berbeda                                                  #Ia Mempunyai pendapat
1.     Padat
Mencari kata yang bisa memadat kalimat.
Right Arrow: MenjadiContoh :
# Tidak untung                            rugi


Right Arrow: Menjadi
# Petani sulit mendapatkan pupuk                          Petani langka pupuk


Right Arrow: Menjadi
#Yusril siap mencalonkan diri menjadi Presiden                             Yusril siap jadi presiden


Right Arrow: Menjadi
#Presiden pergi ke London menggunakan pesawat terbang                         Presiden terbang                ke London
1.     Lugas
Artinya bahasa yang digunakan haruslah tegas, jelas alias to the point(langsung pada pokok pembahasan), tidak ada yang disembunyikan. Biasanya penggunaan bahasa yang tidak lugas terdapat pada lirik-lirik lagu.
Contoh :
# Aku mencoba berpaling pada makhluk indah lainnya, namun aku tak bisa
1.     Jelas
Artinya mudah ditangkap maksudnya, tidak baur atau kabur
Right Arrow: HarusnyaContoh :
# Seminar itu hasilnya dipublikasikan                               Hasil seminar itu dipublikasikan


Right Arrow: Harusnya
#Obat itu khasiatnya sangat bagus                                     Khasiat obat itu sangat bagus
1.     Jernih
Artinya tidak menyembunyikan makna lain
Contoh :
# Karna tidak membayar SPP, Dhoni dikartu merah oleh pihak sekolah
(karna kata kartu merah pada kalimat tersebut memiliki makna lain, maka kata kartu merah mesti memakai tanda petik


Right Arrow: Menjadi
#Karna tidak membayar SPP, Dhoni “dikartu merah” oleh pihak sekolah.
Berbeda dengan makna kata kartu merah berikut ini :
# C.Ronaldo mendapatkan kartu merah pada menit ke sembilan (kata kartu merah tersebut mutlak sebuah karti berwarna merah)
1.     Menarik
Artinya mampu membangkitkan minat dan perhatian pembaca, memicu selera pembaca.
Contoh :
#Persi mengalahkan persija (bahasanya diganti agar lebih menarik)


Right Arrow: Menjadi
Persib membantai persija
1.     Demokratis
Bisa juga disebut bahasa yang egaliter, yaitu memberlakukan semua orang sama
Right Arrow: TidakContoh :
Menurut Haris”……(√ )                                  Menurut Pak Haris”….(X)
(walaupun dalam lingkungan sehari-hari Pak haris adalah Bapak atau Dosen kita sekali pun.)
1.     Populis
Bahasa jurnalistik harus merakyat, artinya diterima dan diakrabi oleh semua lapisan masyarakat. Kebalikan populis adalah elitis, yaitu bahasa yang hanya dimengerti dan dipahami oleh segelintir kecil orang saja terutama karena berpendidikan dan berkedudukan tinggi.
Biasanya bahasa yang dimaksud adalah bahasa yang teknik ilmiah, atau kata-kata sandi yang digunakan hanya pada kalangan kelompok, lapisan atau bahkan geng tertentu.
Contoh :
#koab komah kojal koal(geng pak Asep)
#Hukuman yang diterimanya merupakan konsekuensi dari kesalahannya
#Menurut hipotosa saya, pembangunan PLTSa tidak perlu dilakukan
1.     Logis
Bahasa yang digunakan harus dapat diterima dan tidak bertentangan denganakal sehat
Contoh :
Jumlah korban tewas dalam musibah longsor dan banjir banding itu 225 orang, namun sampai berita ini diturunkan belum juga melapor. (jawabannya tentu saja sangat tidak logis, karna mana mungkin korban yang sudah tewas bisa melapor?)
11.Gramatikal
Artinya kalimat apapun yang dipakai dan dipilih dalam bahasa jurnalistik harus mengikuti kaidah tata bahasa baku, yaitu bahasa resmi sesuai dengan ketentuan tata bahasa serta pedoman ejaan yang disempurnakan.
Contoh :
Ia bilang (non baku/TIDAK GRAMATIKAL)
Ia mengatakan (baku /GRAMATIKAL)
12.menghindari kata tutur
Yaitu kata yang bisa digunakan dalam percakapan sehari-hari secara informal.
Contoh :
Harga kopi tersebut Rp. 1500  (X)
Harga kopi itu seribu lima ratus rupiah (√ )
13.menghindari kata dan istilah asing
Pembaca harus tahu arti dan makna setiap kata yang dibaca dan didengarnya.
14. Pilihan kata (diksi) yang tepat
Setiap kata yang dipilih, memang tepat dan akurat sesuai dengan tujuan pesan     pokok yang ingin disampaikan kepada khalayak.
15. Mengutamakan kalimat aktif
Kalimat aktif lebih mudah dipahami dan lebih disukai oleh khalayak pembaca   daripada kalimat pasif.
16. menghindari kata atau istilah teknis
17. tunduk kepada kaidah etika
BAB III
A. KESIMPULAN
Bahasa jurnalistik merupakan bahasa komunikasi massa sebagai tampak dalam harian-harian surat kabar dan majalah. Dengan fungsi yang demikian itu bahasa jurnalistik  itu harus jelas dan mudah dibaca dengan tingkat ukuran intelektual minimal. Menurut JS Badudu (1988) bahasa jurnalistik memiliki sfat-sifat khas yaitu singkat, padat, sederhana, lugas, menarik, lancar dan jelas. Sifat-sifat itu harus dimiliki oleh bahasa pers, bahasa jurnalistik, mengingat surat kabar dibaca oleh semua lapisan masyarakat yang tidak sama tingkat pengetahuannya.
https://draft.blogger.com/blogger.g?blogID=8177976398978224613#editor/target=post;postID=2095865266155409534

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEORI BELAJAR NATIVISTIK

sejarah dan Atribut PMKRI

tugas apresiasi sastra